Dalam rangka kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) yang didanai oleh DRTPM Kemdikbud tahun 2022, Dr. Eng. Mochammad Meddy Danial ST. MT. IPM, sebagai ketua PKM dari JurusanTeknik Kelautan Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura (FT UNTAN) bekerjasama dengan anggota tim, yaitu Dr. RIzki Purnaini ST. MT. dari dosen Jurusan Teknik Lingkungan FT UNTAN, dan Juanda Astarani, dari dosen Fakultas Ekonomi UNTAN, menyelenggarakan workshop kewirausahaan kepada mitra PKM, yaitu BUMDES Serati, desa Sungai Itik, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya.
Kegiatan PKM ini bertujuan membina dan memberdayakan potensi air laut untuk diolah menjadi air tawar untuk bisnis air minum isi ulang menggunakan teknologi desalinasi membran reverse osmosis. Pelatihan Kewirausahaan ini, fokus pada bagaimana menghasilkan keuntungan dari bisnis air bersih untuk dapat dijadikan multiplier effect menjadi diversifikasi usaha yang lain. Sebagai contoh, air hasil olahan Reverse Osmosis ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu air bersih (clean water) dan air buangan (rejected water). Sehingga, air bersihnya bisa digunakan untuk bisnis air minum, sedangkan air buangan bisa dimanfaatkan untuk usaha cuci mobil-motor, atau bahkan bisnis laundry.
Kegiatan tersebut diselenggarakan pada Hari Minggu, Tanggal 9 Oktober 2022, dengan dihadiri oleh Ketua BUMDES, Pak Hermansyah, Ketua RT Pak Herman Idris, Ketua RW Pak Ibrahim, ibu-ibu warga masyarakat, dan komponen pemuda dari pesantren dan masjid.
Kegiatan Workshop kewirausahaan pengolahan air laut menjadi bisnis air minum isi ulang ini berawal dari keprihatinan atas ketidakberdayaan masyarakat pesisir terhadap langkanya ketersediaan air bersih untuk air minum. Masyarakat pesisir yang dikelilingi oleh laut dan sungai hanya bisa menatap air laut yang asin dan air sungai yang payau, tanpa bisa mengambil manfaat dari sumber daya air laut yang berlimpah. Mereka umumnya hanya mengandallkan air hujan untuk kebutuhan MCK. Fenomena ketidakberdayaan masyarakat pesisir terhadap pengolahan air laut ini sangat ironis ditengah-tengah kemajuan teknologi canggih pengolahan air laut menggunakan membrane reverse osmosis.
Permasalahan daerah pesisir di Desa Sungai Itik adalah belum adanya ketersedian air bersih dan ketidakberdayaan masyarakat pesisir terhadap teknologi pengolahan air laut menjadi air minum, di tengah-tengah kemajuan teknologi pengolahan air laut. Penerapan pengolahan air laut menjadi air tawar skala kecil sangat penting untuk masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir, tidak hanya untuk kepentingan sanitasi dan kebutuhan air minum, namun juga bisa dijadikan sebagai multiplier effect untuk membuka bisnis air minum isi ulang berbahan baku air laut, serta bisnis turunannya, yaitu cuci motor dan laundry. Solusi permasalahan kekurangan air bersih adalah dengan desalinisasi air laut menjadi air tawar. Solusi kedua adalah dengan memberdayakan air minum yang diolah dengan membuka bisnis air minum isi ulang yang dikelola oleh badan umum milik desa (BUMDes). Dampak dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini kepada pengurus BUMDes dan pengurus masjid serta pesantren adalah pemahaman pengetahuan tentang teknologi pengolahan air laut dan indikator kualitas air seperti salinitas, TDS, kandungan mineral seperti Fe, dan Mn. Selain itu, BUMDes Serati Desa Sungai Itik mulai memasuki tahap awal dalam pengetahuan bisnis air minum isi ulang dari hasil olahan reverse osmosis.
Model pengolahan air berbasis reverse osmosis dengan kombinasi pre-treatment multiple tray (aerator, koagulan, dan FRP), dan core-treatment (membran UF, ULPRO, dan BWRO) telah dirancang dan dibuat alatnya. Kinerja dari pengujian alat yang dibuat, yaitu multiple tray aerator, dengan tambahan koagulan, menunjukkan hasil yang memenuhi persyaratan permenkes 32/2017. Sedangkan pengolahan air laut menjadi air tawar dapat menurunkan kadar salinitas dari 10, 000 ppm menjadi hanya 16 ppm, atau terjadi penurunan hingga 99.87% .
Kegiatan pengabdian masyarakat di Bumdes Sungai Itik, berhasil membuat dan mengaplikasikan sistem pengolahan air laut menjadi air tawar yang dimanfaatkan untuk air layak minum. Hasil pengujian terakhir, air bersih dari pengolahan reverse osmosis sudah aman untuk diminum karena penyinaran menggunakan alat ultraviolet dapat membunuh bakteri E Coli.
Kapasitas produksi sistem pengolah air adalah 30 galon/ 5 jam. Sedangkan kapasitas produksi air buangan adalah 7 liter/menit. Potensi ini bisa dimanfaatkan untuk membuat dua unit bisnis, berupa air galon isi ulang dan cuci mobil dan motor. Keuntungan yang bisa diperoleh dalam sebulan dari hasil usaha air galon adalah satu juta rupiah. Keuntungan tambahan akan diperoleh jika bisnis cuci mobil bisa dijalankan secara bersamaan.
Dari hasil workshop, bisnis air bersih isi ulang ini dapat menghasilkan keuntungan bersih 2 juta rupiah per bulan. Hasil keuntungan ini, nantinya sebagian akan masuk pada kas BUMDES, dan sebagian lagi dipakai untuk kebutuhan operasional, dan sebagian sisanya untuk kebutuhan pemeliharaan komponen alat pengolahan air laut.