Email kami : teknikkelautan@untan.ac.id

Detail Pengabdian Kepada Masyarakat

Pemberdayaan dan Pemanfaatan Data Pada Stasiun Meteorologi Maritim Pontianak Untuk Mitigasi Genangan Banjir Perkotaan Akibat Pengaruh Air Laut

Salah satu ancaman nyata perubahan iklim dunia adalah fenomena kenaikan muka air laut. Kenaikan muka air laut menyebabkan kota pantai menjadi rentan terhadapgenangan banjir akibat air laut pasang (high tide), terutama saat kondisi bulan baru dan bulan mati (spring tide). Kota Pontianak merupakan dataran rendah (low lying area) sehingga sangat rentan terhadap genangan banjir akibat air laut pasang. Genangan banjir Pontianak berdampak buruk bagi sektor pemukiman, pariwisata, pertanian, dan bangunan infrastruktur yang dibangun. Problem genangan air laut pasang ini semakin bertambah besar apabila bersamaan dengan turunnya hujan dengan durasi yang lama.

 Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarat (PKM) Mandiri pada tahun ini adalah melakukan kolaborasi dengan Instansi Stasiun Meteorologi Maritim Pontianak. Institusi tersebut bertanggungjawab dalam pengamatan, pengelolaan data, dan pelayanan informasi meteorology Pontianak. Tujuan dan manfaat institusi ini adalah mengurangi resiko bencana sehingga mampu menopang pembangunan dan melindungi kesejahteraan masyarakat. 

Tujuan PKM tahun ini adalah memberdayakan dan memanfaattkan data Stasiun Meteorologi Maritim Pontianak untuk mengatasi problem mitigasi genangan banjir perkotaan dan mitigasi perubahan iklim. Hingga saat ini, Pontianak belum mempunyai suatu sistem keseragaman data terhadap elevasi atau ketinggian muka air laut yang dapat digunakan sebagai titik referensi (bench mark) terhadap ketinggian daratan untuk perencanaan mitigasi genangan banjir dan pembangunan sarana infrastruktur pengendali banjir. Selain itu, data pasang surut juga dapat dimanfaatkan untuk mengidentifikasi kenaikan muka air laut akibat perubahan iklim.

 Pasang surut berupa data jam-jaman selama satu tahun untuk selang waktu 10 tahun (tahun 2010 dan 2020). Analisis harmonik digunakan untuk mendapatkan konstanta pasang surut, sehingga diperoleh nilai high water spring (HWS), mean sea level (MSL), dan Low water spring (LWS). Nilai HWL, MSL, dan LWS akan digunakan untuk menentukan elevasi muka air laut dalam satuan m LWS. Nilai-nilai MSL antara tahun 2010, 2016 dan 2020 akan digunakan untuk mengidentifikasi kenaikan muka air laut. 

Hasil analisis identifikasi kenaikan muka air laut menunjukkan perubahan elevasi MSL dari 1.54 m LWS menjadi 1.66 m LWS. Analisis ulang elevasi HWL menunjukkan nilai 2.6 m LWS. Hasil pengukuran beda elevasi palm pasut dengan lantai dermaga menunjukkan nilai 0.810 m. Hasil konversi palm pasut, untuk puncak palm dengan elevasi 4 m setara dengan +3.01 m LWS atau bisa dibulatkan menjadi +3.0 m LWS.

Bagikan ke :